Tuesday, 16 December 2014

Jangan Pernah Tinggalkan Allah Meski Sesaatpun

Sobat, ini adalah pengalaman saya sendiri bukan cerita orang atau katanya-katanya. Sebelumnya doa saya bagi Anda pembaca setia blog NiniekSS ini, semoga hari ini menjadi hari yang lebih baik bagi Anda. Hari pembaharuan hidup Anda. Hari kebangkitan Anda dari keterpurukan menjadi hari yang penuh dengan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup, lahir maupun batin. Hari yang selalu penuh Rahmat, dan hari yang selalu penuh berkah dari Allah SWT Pencipta Alam Semesta Raya, Dan Pemelihara Seluruh Makhluk CiptaanNya.

Salam serta shalawat yang paling Agung semoga senantiasa tercurah atas Nabi Mulia Muhammad SAW, beserta para keluarganya, Sahabatnya serta orang-orang yang setia mengikuti jalannya hingga akhir jaman. Yang Syafaat Beliau Nabi Mulia SAW insya Allah kita harapkan akan senantiasa menyertai kita, baik sekarang ketika kita telah diakherat nanti.

Maksud hati menulis artikel yang special ini, adalah untuk berbagi pengalaman ruhani ini, yang barangkali saja insya Allah ada manfaatnya bagi kita sekalian. Amiin.

Sobat, kita ini sesosok makhluk yang diciptakan. Oleh Siapa ? Untuk apa, dan bagaimana sebaiknya kita kembali menuju kembali kepadaNya, sesuai dengan kehendakNya ?

Makhluk yang sebelum kita diciptakan oleh Allah SWT, semua kebutuhan kita telah dipersiapkan oleh Allah dengan sesempurna mungkin.Betapa besarnya kasih sayang Allah kepada kita manusia.

Boleh Anda ngeyel. Lah kan Nabi Adam dulu meskipun sudah ada bumi dengan segala isinya tidak diberi rumah, pakaian dan perlengkapan hidup oleh Allah, bagaimana ini ?

Jelas dong, akan tetapi Allah kan melengkapi manusia dengan otak, dengan akal yang dimaksudkan untuk berpikir bagaimana mengolah dunia ini menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya didunia ini dan bermanfaat pula bagi kehidupannya diakherat kelak.

Kehidupan abadi yang jauh lebih lama tak berbatas. Oleh karena itu, bagi orang yang mau berpikir. Rugi serugi-ruginyalah manusia, jika upaya dunianya hanya diperuntukkan untuk kepentingan dunianya saja bukan untuk kepentingan akheratnya, yang jauh lebih penting, karena bersifat abadi.

Hidup hanya diperintahkan untuk beribadah dan mengabdi kepadaNya ! Tentu saja sepenuh ketaatan dan ketaklidan ! Sesuai dengan petunjuk jalan yang telah Allah berikan kepada kita manusia yang mau berpikir, ialah Al Qur’anul Karim Yang Suci dan Sunnah Rasulullah SAW. Tak lebih.

Pemahaman tentang betapa pentingnya menempatkan ALLah ditempat yang sangat SPESIAL dalam relung sanubari kita, pemahaman bahwa sangat tak layak bagi kita untuk meninggalkan atau tidak mengingat Allah meski sesaatpun, bukannya saya peroleh dalam sehari dua hari, atau dengan cara yang mudah. Oh TIDAK !

Kehidupan saya, yang penuh keprihatinan dan kesengsaraan yang tak dapat ditolak dari mulai kanak-kanak hingga usia mendekati kepala 6 ini, menjadi tebusan yang luar biasa sangat berharga sebagai pembelajaran untuk mengenal Allah sesungguhnya.

Masa kanak-kanak yang bergelimang dengan kemiskinan. Dan herannya, alam sepertinya menggiring saya, diantara 10 putra putri orang tua saya yang hidup, untuk menjalani hidup yang paling sengsara, paling susah, tidak sebagaimana saudara-saudara yang lain ! 

Sejak usia kelas 5 SD hingga kelas 3 SMA sudah harus mencuci baju seluruh keluarga, sementara saudara-saudara yang lain tak pernah mengemban tugas ini. Menikah dengan pilihan orang tua, sementara 9 saudara yang lain tak ada satupun yang menikah dipilihkan jodohnya oleh orang tua.

Saat seharusnya kuliah, orang tua mengatakan agar saya lebih baik tidak usah kuliah, karena perempuan ini, lebih baik mengalah agar kakak dan adik yang laki-laki bisa kuliah. Sementara adik perempuan saya diberinya kesempatan untuk kuliah. Saya tidak cemburu pada keadaan ini, hanya penuh keheranan.

Jika ada pertanyaan yang menggayut di sanubari selalu saya kembalikan kepada Allah yang menciptakan diri manusia dengan segala kehendakNya. 

Saya yakin, jika sabar, tentu semuanya akan terjawab oleh waktu.

Saya terlunta-lunta mencari Allah, mencari jalan untuk menemukanNya. Dimanakah ?

Berbagai kepahitan hidup yang tak bisa diceritakan disini membungkus penuh kehidupan saya dari masa kanak-kanak hingga usia hampir kepala 6 ini.

Tak ada yang bisa ditangiskan dihadapan manusia, karena manusia itu sendiri tak sempurna dan penuh keterbatasan. Hanya Allahlah yang bisa menjawab persoalan hidup, dan menolong segala kesulitan kita pada saatnya dan tanpa perlu mengembalikan bukan ?

Secara kasat mata, saya berkeluarga, mempunyai suami yang sangat penyayang, meskipun hanya sesekali mencarikan uang selama hidup berumah tangga, mempunyai putri semata wayang yang insya Allah shalehah dan kini Alhamdulillah atas kasih sayang Allah telah kuliah Bahasa Inggris semester satu, di salah satu Universitas Negeri di Yogyakarta.

Namun secara ruhani, saya sungguh-sungguh kesepian, karena tak ada satupun manusia yang bisa menjadi tempat bersandar, bernaung, melindungi, dipercaya, menyayangi tanpa pamrih, tempat bertanya yang memuaskan jawab. Sekalipun itu orang tua, kakak, adik, suami, anak, tetangga dan handai taulan. Aneh kan?

Hanya dalam kesendirian bersama Allahlah saya menemukan segala-galanya yang saya butuhkan. Hanya kepada Allahlah saya percaya, hanya kepada Allahlah saya menggantungkan hidup mati saya, hanya bersama dengan namaNya sajalah saya merasakan ketenteraman tanpa adanya was-was dalam segala kondisi.

Oleh karena itu Allah Hu Akbar, kalau saya dalam masa sakit maag yang lebih dari 15 tahun lamanya, tanpa penghasilan sepeserpun, tetap bisa bertahan hidup sekeluarga, dengan kehidupan yang wajar-wajar saja dan tak pernah ada gejolak yang berarti selama ini. Semua hanya karena pertolongan Allah SWT.

Saatnya makan ya makan, saatnya harus bayar PAM dan Listrik ya bayar, saatnya ada tetangga punya hajat ya Alhamdulillah bisa silaturahmi mendatangi setelah sehat ini. Saatnya anak sekolah ya sekolah dengan transport yang terus naik.

Saat setiap ibu-ibu heboh dengan kenaikan harga-harga saya tak pernah pusing. Karena falsafah saya, rejeki itu sudah diatur sejak ruh kita ada di alam sebelum saat kelahiran kita, mengapa kita harus panik ?

Kuwajiban kita manusia hanyalah menyembah dan mengabdi kepada Yang Menciptakan kita dengan taat, sungguh-sungguh serta ikhlas menjalaninya.

Patuh dan taat menjalani perintahNya dan menjauhi laranganNya. Tentu sepenuh hati, jiwa dan raga kita, tanpa pake tapi-tapi. Hasil tak pernah saya pikirkan. Yang selalu saya perjuangkan adalah melakukan proses apapun dalam kehidupan ini dengan sebaik mungkin dan dengan semaksimal mungkin.

Saya tak pernah menyia-nyiakan waktu dalam hidup ini. Apa yang bisa dikerjakan sekarang dan hari ini, tak pernah menunda nanti atau esok hari, karena bergantinya sang waktu selalu hadir dengan segala takdirnya. 

Hidup seharusnya mengalir menurut irama nurani, bukan menurut kemauan otak atau pikiran. Karena pikiran terlalu banyak angan-angan yang sering menjerumuskan. Namun hati, apalagi hati yang senantiasa berdzikir mengingat Allah, senantiasa akan mengingatkan, jika diri ini akan bertindak yang tidak sesuai dengan sunnah kehidupan.

Semakin kita bertumpu hanya kepada Allah semakin semua akan dimudahkanNya olehNya. Namun semakin kita mengejar angan-angan kita maka akan semakin sulit cita-cita terkejar.

Para penderita sakit yang menghubungi saya via online selalu bertanya saya ini pendidikannya apa ? Kuliahnya dimana ? Ilmu kesehatannya belajar dimana ? Kok wawasannya tentang hidup dan kesehatan cukup meneduhkan jiwa orang ?

Saya tak pernah belajar secara khusus tentang kesehatan. Sekecil apapun yang saya butuhkan selalu saya tanyakan dulu kepada Allah dalam bentuk doa. 

Lalu tanpa menunggu waktu yang lama Allah selalu mendatangkan segala apa yang saya butuhkan melalu media apa saja.

Terkadang menemukan literatur, terkadang menemukan web yang didalamnya memuat artikel tentang informasi yang saya butuhkan, terkadang tiba-tiba ada tamu atau teman lama yang datang yang membawa info yang saya butuhkan.

Awal-awalnya saya merasakan hal ini sebagai suatu keajaiban, namun sekarang tidak lagi, karena saking seringnya Allah menjawab doa-doa saya meskipun sering bukan permintaan yang special namun justru permintaan yang sepele-sepele namun sulit mendapatkan jawabannya.

Seperti ini contohnya. Saya memang maniak dengan segala hal yang berkaitan dengan kesehatan. Baik kesehatan jasmani, ruhani maupun kesehatan jiwa atau akhlak.

Sehubungan dengan kesehatan jasmani, saya tu kepingin sekali merasakan kayak apa sih “AIR KANGEN”. Air yang konon sangat baik untuk kesehatan ? Mau beli ada diinternet, jauh di Jakarta, mungkin ongkirnya lebih mahal dari harga airnya. Keinginan yang menyeruak dalam dada itu saya pendam hingga beberapa waktu lamanya, tapi tidak atau belum saya bawa kedalam doa kepada Allah.

Hingga suatu hari keinginan saya itu kuat sekali dan tak bisa ditahan lagi, akhirnya saya berdoa kepada Allah :”Ya Allah, saya pengin sekali merasakan air kangen dan kepingin sekali tahu manfaatnya, Ya Allah berikanlah air kangen itu kepada hamba, dan berikanlah petunjuk dimanakah hamba bisa mendapatkannya. Soalnya Online ada, tapi jauh di Jakarta ya Allah, tentu ongkosnya akan mahal sekali. Tolong Ya Allah, dan Alhamdulillah pasti Engkau akan menolong hamba seperti selama ini. Amiin.” Sebelum berdoa biasanya saya membaca istighfar beberapa kali ganjil, juga shalawat Nabi beberapa kali ganjil.

Eh tanpa direncanakan dulu tiba-tiba ada sahabat online yang menanyakan soal madu. Dan tiba-tiba saja, saya teringat teman lama yang sudah belasan tahun tak pernah bertemu, dan keinginan saya kuat sekali untuk menemuinya.
Ya sudah saya turuti saja keinginan hati. Setelah shalat Dhuha lebih dahulu saya menuju kerumah teman tersebut, dalam hujan deras dan mendung gelap gulita.

Teman sampai heran-heran takjub melihat kedatangan saya kerumahnya. Ada apakah gerangan. Ajaib nian.

Walhasil ? Saya dapat madunya, dan ternyata teman ini punya AIR KANGEN !!! WOUUW..

Nah itulah Sobat, salah satu contohnya, betapa dalam keseharian hidup kita, dalam setiap langkah kita, sebaiknya kita selalu melibatkan bimbingan Allah.
Jangan pernah tinggalkan Allah meski sesaatpun.

Demikian share special saya pagi ini, insya Allah akan saya lanjutkan lain kali dengan berbagi kisah yang menarik. Segala kesedihan, kepahitan, sakit penyakit, musibah, jika kita jalani dengan ikhlas tentu akan menghadirkan rasa pasrah, bukan keluhan senantiasa, yang membabibuta yang akan menambah luka di hati kita.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Salam Damai,
Niniek SS

No comments:

Post a Comment