Tuesday, 15 January 2013

Kesaksian Saya

sri nurmi atminarsih
Awalnya, dulu, saya sering telat makan. Saya sudah diingatkan oleh suami, mendiang Ibu saya ketika masih hidup, juga seluruh anggota keluarga saya, agar saya jangan suka telat makan. “Nanti bisa sakit maag” katanya.
 

Peringatan yang sebenarnya ungkapan kasih sayang mereka itu sama sekali tak saya perhatikan. Maklum saya lebih mementingkan klien jamu saya yang masih banyak antri di ruang tamu saya. Tak tega rasanya membiarkan mereka antre menunggu sementara saya enak-enak makan di dalam.

Kebiasaan telat makan menjadi rutinitas yang terjadi sehari-hari. Kalau makan pagi saya bisa disiplin. Namun makan siang biasa saya lakukan pada jam 5 sore setiap harinya, bahkan kadang-kadang lebih. Menunggu sepinya para klien.
 

Akhirnya benar juga apa yang mereka katakan. Saya mulai merasakan perut tidak enak, mual, kembung, tubuh gemetar, lemas tiba-tiba,pandangan berkunang-kunang, keluar keringat dingin dan berbagai keadaan yang sangat tidak mengenakkan.
 

Saya pikir hanya masuk angin. Lalu saya kerokan tapi aneh, tak bisa sembuh. Keadaan menjadi enak kalau perut sudah diisi makanan. Ketika saya periksa dokter, memang benar, diagnose dokter bahwa saya asam lambungnya tinggi, alias maag saya bermasalah.
 

“Begini to rasanya orang sakit maag itu” kata hati saya. Pantas saja setiap orang mengingatkan saya agar jangan selalu telat makan. Karena penderitaan yang saya rasakan setiap harinya sungguh luar biasa.
 

Keluhan saya seperti itu terjadi selama 15 tahun teman, ya 15 tahun kurang lebihnya !
 

Setiap berobat ke dokter bukannya sembuh, malah kian parah keluhan yang saya alami. Bukan sekedar keluhan-keluhan seperti diatas lagi yang saya alami, tapi juga sembelit, perut selalu sakit seperti diiris-iris dan dipilin-pilin.
 

Kepala selalu pening. Badan tak pernah bertenaga apalagi bersemangat. Tiga tahun bolak-balik ke dokter tak ada perkembangan, bahkan terakhir saya lalu diopname karena lambung saya sudah tak mampu lagi kemasukan kimia apapun!

Semua pengobatan melalui infuse dan ditest dulu melalui suntikan kecil pada nadi tangan.
 

Saya pernah begitu minum obat kimia rasanya seperti mau mati. Minum air putih saja sakitnya luar biasa, apalagi kalau habis minum teh, syrup atau susu, astaghfirullahaladziim…
 

Saya bisa tergeletak berhari-hari kemudian tak bisa bangun dari tempat tidur.
 

Sejak saat itu saya tak pernah ke dokter lagi, namun saya jalani terapy refleksi, terapy herbal dan berbagai bentuk terapy tapi yang bukan kimia. Saya benar-benar TRAUMA minum obat kimia.
 

Semua ikhtiar yang saya lakukan ya tetap ada perubahan, namun sedikiiit sekali, tak sesuai dengan biaya yang saya keluarkan.
 

Saya terus sabar dalam ikhtiar, terus introspeksi dan mawas diri serta berserah diri dengan berbaik sangka kepada ketentuan Allah, betapapun pedih yang saya rasakan menahan penderitaan lambung yang belasan tahun.
 

Saya sampai berhenti dari mengikuti aktifitas sosial kemasyarakatan apapun karena tak kuat keluar rumah. Tiap hari adanya hanya sakit, sakit dan sakit melulu.
 

Akhirnya suatu hari saya mendapat kiriman obat dari kakak ipar saya Mbak Tri Hartati ( anggota HPAI Bekasi ), yaitu Green Palapa dan Gamalife produk dari HPAI.
 

Hingga berhari-hari obat itu masih saya diamkan. Saya sangat pesimis, apakah dengan minum obat ini sakit saya bisa sembuh ? 
 

Atas desakan dan dukungan suami yang terus menerus akhirnya saya minumlah produk-produk itu. Bismillahirrahmanirrahiim..
 

Subhanallah..hanya dalam waktu 3 hari minum 2 produk itu, pagi 1 kaplet Greenpalapa dan 1 kaplet Gamalife demikian sore harinya..alhamdulillah wa syukurillah..Allah ijinkan ada perubahan pada sakit maag yang sudah lama sekali saya derita.
 
Oleh karena itu saya merasa sangat perlu untuk menyebarluaskan seluas-luasnya kepada masyarakat, agar semuanya mengenal dan mengkonsumsi produk-produk herbal dari HPAI. Murah, efektif dan efisien, halal dan thoyyib untuk mengatasi segala keluhan.
 

Apalagi baik dari bahannya, proses produksinya dijamin hygenisitas serta kehalalannya, sampai kepada system pemasarannyapun adalah dengan system yang syari’ah.
 

Kurang apalagi ?
 

Salam HPA Sukses Selalu,
 

NiniekSS

No comments:

Post a Comment